Cerita Oleh : Iqb
Ditulis oleh :WN
“seperti aku yang diciptakan Tuhan, begitu juga kamu.
Seperti aku yang dipertemukan kepadamu oleh Tuhan, begitu juga kamu
Dan seperti kita yang saling diberi cinta oleh Tuhan, kita saling memiliki
Lalu apakah Tuhan akan mempersatukan kita?
Apa? Kamu bilang kita diciptakan oleh Tuhan yang berbeda?”
-Vin
-----
Sabtu malam, aku tidak ingat jam berapa saat itu. Yang jelas jalanan masih ramai, atau memang jalanan ini tidak pernah sepi??
City that never sleep predikat yangmungkin pas untuk Jakarta...
Aku sedang menunggu seseorang, tidak terburu waktu juga sih, karena
tidak banyak kegiatanku, setelah ujian nasional dan pengumumannya aku
kini resmi menjalani profesi baru. Yaitu pengangguran, paling tidak
pengangguran paruh waktu, karena tiap malam aku menjadi petugas antar
jemput orang yang sedang bekerja di sebuah swalayan di kelapa gading
ini..
Kurogoh ponsel di saku dan kukirim pesan singkat kepadanya..
“kelar belom?”... send ......
Kutunggu sampai 10 menit sms itu tidak juga dibalasnya..
Aku mulai bosan, ditambah kulihat malam itu bintang tertutup mendung. “Semoga aja gak ujan.. “ batinku dalam hati..
Aku sedang asik memandang lalu lalang kendaraan, saat sebuah tepukan halus menyentuh pundaku..
“vin....udah lama nunggunya?” suara itu membuatku menoleh, dan benar saja...
Itu dia,Senyuman, dan mata teduhnya membuatku untuk beberapa detik menjadi terpaku sesaat....
“ehh.. emmm, belum kok..” jawabku sambil berusahamenguasai perasaan..
“ahhh boong, ini smsnya aja udah 15menitan, hihi.. maap lah ya, tadi
supervisornya bawel” jawabnya dengan senyum yang tak lepas dari raut
cantikya.
Namanya adalah niken, gadis yang belum begitu lama kukenal semenjak
pindah ke sini, awal pertemuan kami terjadi singkat. Saat dikenalkan
oleh sahabatku kepadanya. Tapi nampaknya perkenalanku dengan niken tidak
akan berakhir singkat....
“vin, udah makan?” tanyanya saat kami sedang di jalan..
“udah” jawabku singkat
“makan apa coba??” tanya dia menyelidik
“makan angin

“
“dihh.. tanyain bener juga” katanya sambil mencubit perutku.
“yaudah mampir makan duluyuk, luaaaper aku vin” kata niken mulai merajuk..
“mau makan apa?” tanyaku sambil menoleh karena bisingnya lalulintas..
“apa aja dehh” serunya dari belakang
“kamu mah segala doyan

”
Dan sebuah cubitan yang lebih menyakitkan harus rela dirasakan perutku..
“sakit ken, ntar kalo lambungku diamputasi gimana?” kataku dengan sewot..
“biarinnn.. kapokkk salah siapa jadi orang kok rese” jawabnya dengan
suara yang ngeselin namun mungkin inilah yang membuatku betah
berlama-lama denganya..
Kami berhenti disebuah warung nasi goreng di pinggir jalan. Setelah
memesan kami Cuma ngobrol berdua, sebenarnya aku lebih banyak
mendengarkan obrolanya si niken, gadis periang ini mulai bercerita
bagaimana harinya, mulai dari bangun kesiangan, digodain om-om yang Cuma
tanya produk tapi gak jadi beli, pokoknya semuanya dia omongin, dari
hal gak penting sampai hal paling gak penting, dan disitu aku Cuma bisa
senyam-senyum aja, sudah cukup bersyukur rasanya, dapat melihat wajah
ayunya, dan mendengar suara riangnya merupakan sebuah kesenangan,yaaa
walaupun membuatku sesekali menggeleng karena keheranan dengan kelakuan
gadis ini.
Malam semakin larut, dua porsi nasi goreng yang kami pesan sudah habis,
tapi obrolan dan omelan dari niken nampaknya belum habis juga,nih anak
kalo gak diajak pulang bisa-bisa nginep di warung..
“ken udah malem, pulang yuk” ajaku dengan memotong obrolanya yang aku
sendiri tidak ingat karena saking banyaknya yang dia obrolkan..
Niken melirik jam tanganya dan malah balik melotot kearahku..
“Vin!! Ini udah malem lho, kok malah kelamaan disini sih.. ayo anterin pulanggggg” jawabnya dengan bersungut..
“ya Tuhan, tolong beri kesabaran” gumamku sambil mengurut dahi..
----
Aku sering mengantar jemput si niken, entah kenapa aku rela menempuh
jarak yang cukup jauh. Karena tempat niken bekerja itu di kelapa gading,
sedangkan rumahnya berada di bekasi. Jadi lumayanlah jarak yang harus
dilalui. Tapi.. tidak tau juga kenapa, rasanya sangat menyenangkan..
seperti malam itu. Kota ini selalu panas, bahkan sangat panas.. tapi
malam itu rasanya lain.. cuaca mendung, tapi tidak hujan, masih bisa
kulihat bintang yang berkelip mengintip dari sela mega yang menggulung,
angin berhembus membawa rasa dingin namun sangat nyaman, ditambah niken
yang melingkarkan tanganya di perutku membuat angin ini berhawa lebih
hangat... perjalanan menuju rumahnya menjadi tidak terasa dengan obrolan
kami disepanjang jalan. Rumahnya sudah terlihat dari kejauhan sampai
niken memintaku untuk menghentikan motor..
“vin, udah sampai sini aja” ucapnya lembut.
Aku mengangguk saja, memang niken hanya memeperbolehkanku mengantarnya
sampai sini, paling mentok sampai depan rumahnya. Akupun paham karena
hari sudah malam dan tidak enak juga jika mampir selarut ini... aku
memutar baik motorku dan menoleh kearahnya sambil bicara pelan..”aku
pulang dulu ya” yang disambut dengan anggukan dan kalimat halusnya
“makasih vin, kamu hati-hati ya” ucapnya sambil melambaikan tangan.
Kupacu pelan kendaraanku, tapi pandanganku tetap kulirikkearah spion,
agar bisa lebih lama melihat niken, sampai dia tidak terlihat lagi di
persimpangan...
---
Cinta adalah anugrah, aku selalu percaya itu. Cinta adalah bentuk nyata
dan terasa dari karunia yang diberikan-Nya kepada umatnya, siapapun itu.
Aku yakin Walaupun sekali paling tidak manusia pasti akan merasakan
yang namanya jatuh cinta. Cinta itu ibarat biji bunga dandelion, yang
bisa terbang jauh, dan mendarat kemudian bersemi di tanah mana saja
sesuai kehendak angin. Dan sama seperti biji dandelion, nampaknya bibit
asmara itu mulai tumbuh, dan bersemi di hati dan nuraniku. Kini dia
mulai mekar dengan nama niken ......
...
Aku terbangun saat adzan subuh mengajaku terjaga...
sesungguhnya sholat itu lebih baik dari pada tidur.
Aku hapal betul kalimat ajakan itu dan kusegerakan mengambil wudhu..
Karena aku juga harus pandai dalam mengatur waktu, termasuk dalam hal
ibadah...
Seusai shalat aku hanya duduk diatas sejadah, sedikit merenung tentang
hari yang akan kulalui. Pikiranku melayang kearah seseorang. Yaa betul
tentunya itu adalah niken. Hari ini seperti biasa aku akan menjemputnya
di tempat kerjanya, dan juga aku ingin memberi kabar baik bahwa setelah
berbulan menanti akhirnya hari pengumuman itu datang.. saat aku diterima
di sebuah Universitas Negeri di daerah depok..
Aku tersenyum sendiri kala itu, hariku terasa lebih menyenangkan
semenjak 3 bulan hubunganku dengan niken, yaa walaupun kami hanya bisa
bertemu tiap malam setelah dia selesai bekerja dan hanya bisa menikmati
waktu sepanjang jalan menuju rumahnya tapi itu sudah cukup buatku,
paling tidak untuk saat ini....
Aku ingat betul hari itu. Saat matahari sudah sangat condong kearah
barat, aku sudah sampai didepan tempat niken bekerja, jika biasanya aku
yang harus menunggu, kali ini niken sudah ada didepan swalayan, aku
sudah bisa melihatnya.. cantik seperti biasa, anggun seperti yang selalu
kulihat, binar mata itu yang selalu menemaniku selama beberapa bulan
ini, dengan caranya sendiri dia seperti mengajaku berfikir tentang cara
melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, kuingat lambaian tanganya
saat itu, saat dia melihatku berbelok dari jalanan.. dia memakai
pakaian kerjanya dan melempar senyum itu kepadaku, baju berwarna gelap
itu terlihat kontras dengan kulit putihnya, tas kecil yang selalu
dibawanya seakan menjadi aksesoris yang senada dengan penampilanya yang
menurutku “sempurna”, lampu motorku menyorot kearahnya dan memantulkan
seberkas kelip sinar yang berasal dari kalung rosario berwarna keperakan
yang terjuntai di lehernya....
---
“ken.. aku ada kabar baik” kataku disela obrolan saat kami sedang diperjalanan..
“apa vin?” tanyanya sambil menggunjang pundaku yang tengah khusuk menyetang motor..
“aku diterima kuliah di U*” jawabku pendek, sambil sedikit memundurkan
kepala. Agar niken bisa mendengar suaraku yang terhalang bisingnya
lalulintas..
“waaahhhh... akhirnya, duhhh ikut seneng vin.. selamat yaaa” ucapnya
sambil mendekatkan bibirnya ketelingaku yang tertutup helm..
“iya ken, aku juga seneng... tapi artinya kita ketemunya jadi terbatas waktu dong”kataku
“yaa gapapa kali vin, apa iya mau nganggur terus. Tujuanmu kan mau
kuliah, gak Cuma ketemua sama aku doang. Sekarang udah selangkah nihh
impianmu.. dan anggep aja pertemuan kita yang gak pernah bisa lama ini
sebagai bonus” jawabnya dengan suara keras namun terdengar lembut
ditelingaku..
“emmm iya deh ken, semoga kita selalu bisa ketemu” jawabku kepada niken,
sekaligus sebuah doa kepada Tuhan. Agar wajah cantik itu bisa kulihat
setiap sore dan malam..
Kami tengah asik ngobrol diatas motor yang kupacu perlahan, sengaja
kulakukan itu agar lebih lama aku bisa bersama niken.. sampai suara
panggilan itu mengalihkan perhatianku...
“ken...” panggilku memotong bicaranya yang nyrocos..
“iya vin, ada apa?” tanyanya
“udah adzan maghrib nih..aku mau sholat dulu di masjid kamu keberatan gak?” tanyaku kepadanya..
“ahh.. ya enggak dong vin, kan emang kewajibanmu.. yaudah berhenti dulu,
lagipula ini masih sore kok” jawabnya dengan mengelus pundaku dengan
lembut..
Singkatnya kami berhenti di sebuah mesjid yang terletak tidak jauh dari
jalan utama, buru-buru kutepikan motorku agar tidak tertinggal sholat
secara berjamaah...
“kamu gapapa nunggu disini dulu?” tanyaku kepada niken yang dia jawab dengan senyum dan anggukan.
“Aku nunggu di samping serambi ini gapapa kan vin?” tanyanya dengan polos..
Aku hanya tersenyum dan mengangguk sambil menjawab..
“gapapa ken,ini rumah Tuhanku, semua orang boleh singgah kesini” ucapku sambil beranjak untuk mengambil wudhu.
Aku sholat di barisan belakang karena jamaah yang sudah ramai memenuhi
saaf, dan aku berdiri di barisan pinggir persis disamping kaca.
Kuikuti setiap gerakan dari imam, dan bacaan ayat Al-Quran yang dia lafalkan di shalat tiga rokaat ini.
Kukhusyukkan ibadahku, dan berusaha fokus kepada-Nya yang kusembah, dalam diam kuingat-Nya sang Maha segalanya...
Sholat maghrib diakhiri oleh sang imam dengan kalimat salam, di diikuti
kami sebagai makmum. Gerakan kepala ke kanan dan kekiri menjadi penutup
ibadahku petang itu, dan saat menoleh kearah kiri tak sengaja kulihat
Niken yang tengah tersenyum dan memperhatikanku dari balik kaca
jendela... kualihkan pandangan dan tetap berusaha fokus kepada Allah,
dan meneruskan doa dan bacaan setelah sholat...
Hari itu doa yang kupanjatkan tidak hanya untuk diriku dan keluargaku,
tapi juga untuk orang yang sedang menungguku diluar masjid, Niken..
seorang gadis yang kusayangi, namun harus kuhadapi dengan sebuah
kenyataan pelik, dimana perbedaan iman menjadi tembok yang sukar
kusikapi... kala itu aku berharap agar diberikan petunjuk, atas
pertentangan batin yang sedang kualami....
--
Kupakai sepatuku di depan serambi masjid, sambil sesekali kuarahkan pandanganu kepada Niken yang sudah duduk diatas motorku...
“maaf ya lama nunggu” kataku kepadanya
“aahhh gak masalah kok, namanya ibadah gak boleh ditinggal” jawabnya dengan senyum khasnya....
--
Antara aku dan Niken, hemmm sulit juga kuterima hal ini, saat dia
tiba-tiba datang ke kehidupanku.. dia membawa cinta yang tidak bisa
kutolak, dengan apa adanya aku, dan baik adanya dia. Semuanya terasa
sempurna saat hati kami saling bicara dan saling jujur, bahwa perasaan
yang sama sudah hinggap dan mengakar dalam di masing-masing sanubari
kami...
Kami lalui kisah kami dengan saling mengerti, berusaha menepikan
perbedaan mencolok diantara kami.. awalnya semua lancar, awalnya semua
indah saat konflik kecil bisa kami atasi dengan toleransi dan saling
menghormati, tapi... ibarat bola salju yang dibiarkan menggelinding,
semakin lama pertentangan itu semakin besar.. aku tidak bisa menafikan
Tuhanku, begitu juga denganya yang memiliki keyakinan lain... semuanya
semakin sulit setelah beberapa tahun kami menjalani hubungan kami...
egoku yang masih muda menjadi dalang saat berusaha menepikan masalah
itu, tapi karena masalah itu hanya ditepikan tidak akan membuatnya
selesai, dan malah memperunyam masalah yang ada didepanya...
Apa yang harus kulakukan?? Pertanyaan itu terulang setiap hari didalam benaku..
Masalah tidak hanya terjadi di dalam hati kami, tapi juga masalah yang
ada di kehidupan sehari-hari.. seperti kala itu, waktu niken
mengenalkanku kepada keluarganya.. aku takutkeluarganya kurang
sukakepadaku, karena iman kami yang berbeda...
“kita jalani dulu ken, jangan gampang nyerahhh” begitu yang sering
kukatakan kepada niken.. niken hanya bisa mengangguk, tapi.... memang
segala yang dimiliki manusia itu memiliki batas. Dan kesabaran kami
mungkin sudah berada pada puncaknya di hari itu..
“vin..... kamu ngerti sendiri kan? Kayaknya kita Cuma bisa sampai sini” ucapnya lemah dengan kepala yang tertunduk...
Jika kalian menjadi aku, mungkin akan tau rasanya, rasa sakit itu..
perjuangan selama 3 tahun menjalin hubungan melewati tiap halangan
dengan segenap hati harus kandas disini... yaa semuanya selesai saat
kata itu diucapkan niken... tidak banyak yang bisa kuperbuat selain
berkata “iya” ...
...
Kadang aku bertanya dalam hati, kenapa Tuhan melakukan hal ini? Kenapa
harus menciptakan perbedaan yang tidak bisa disatukan??... kenapa dengan
kuasanya yang Maha, tidak membuat manusia memiliki iman yang sama?...
kubaca berkali-kali kitab suci agamaku, untuk mencari jawaban dari
Tuhanku... tapi karena hati yang tertutup ego, dan amarah serta nafsu
menutupi nurani semua terasa abu-abu, tidak jelas....
Aku tertundu lesu, semangatku padam sudah.. tiap hari aku terbiasa
menjalani dengan semangat untuk menunggu petang, agar bisa bertemu
dengan niken.. tapi.... sekarang.. harus kulalui semuanya sendiri..
tanpa dia si penyemangatku...
--
Hari berganti, tanggal berubah, dan bulan serta musim juga berpindah..
dalamnya laut bisa diselami, tapi isi hati seseorang siapa yang tau? Aku
memang berpisah dengan niken, tapi komunikasi masih tetap kami
lanjutkan.. mungkin itu salah kami berdua, yaa dengan komunikasi itu
cinta yang sudah lama kami kekang akhirnya lepas tak terkendali... kami
menjalin hubungan itu lagi, hubungan yang sudah terputus setahun yang
lalu, rasa rindu ini seolah tidak terbendung dan membuat kami
mengulanginya.. mengulangi masa indah itu...
Namun... sekali lagi kami salah, kami pikir jika kami menjalin hubungan
itu lagi akan membuat kami bisa merasakan indahnya masa itu, padahal
jika kami mengulanginya itu artinya juga harus mengalami masalah yang
sama. Atau mungkin lebih besar....
Aku merenunginya lama... akankah terus seperti ini?, membuat niken dan
diriku sendiri tersiksa? Karena cinta yang tidak semestinya?? Aku
mengimani kepercayaanku, aku percaya kepada janji dari Tuhanku, tentang
mana yang halal dan mana yang haram.. artinya juga aku harus percaya,
kalau melepaskanya adalah hal terbaik. Terbaik untuku dan terbaik untuk
niken.. jangan ditanya bagaimana rasanya, silahkan kalian nilai
sendiri...
---
Semuanya terjadi begitu saja, dan begitu saja terjadi, jika diingat lagi
di tahun 2010 adalah kali pertama aku mengenalnya, menjalani masa kasih
3 tahun, putus satu tahun,dan menjalin kasih lagi selama setahun...
tapi semuanya harus berlalu dan menguap begitu saja. Demi kebaikan kami
sendiri.... kini kami menjalani rutinittas kami masing-masing,
meneruskan hidup dan masa depanku... aku kini banyak merenung, kubaca
lagi kitabku dan kuraih pemahaman akan pertanyaanku yang lalu.. “kenapa
tuhan tidak membuat semua manusia memiliki iman yang sama?” kini aku
sudah puas dengan jawabanya.. Allah bisa saja membuat semua orang masuk
islam, tapi Allah sengaja membuat keberagaman, agar kami saling mengenal
dan yang terpenting agar kami bisa memilih mana yang menjadi keyakinan
dan apa yang menjadi iman kami, aku memilih Islam. Islam yang rahmatan
lilallamin.
Mungkin ada yang menganggap kami diciptakan dari Tuhan yang berbeda,
tapi menurutku tidak.. aku dan niken diciptakan dari Tuhan yang sama,
hanya saja keyakinanku kepada Tuhan berbeda dengan keyakinan Niken
tentang Tuhannya..
Untukmu Niken, jangan kamu tanya lagi bagaimana perasaanku.. perpisahan
kita tidak akan membuat perasaanku bergeming. Hatiku masih sama, persis
seperti dulu, saat masih mengantarmu dari kelapa gading menuju bekasi...
Untukmu Niken, kutahu kamu sudah ada hati yang lain, aku ikut
berbahagia.. berbahagia atas kebahagiaanmu, sekarang tinggal aku juga
akan menyusul mencari kebahagiaanku sendiri. Kebahagiaan yang
diridhoi...
Niken, aku masih menyayangimu, dan mungkin akan selalu begitu, walau
hanya sebagai sahabat, tulisan ini dibuat bukan untuk memutar balik
hatimu, tapi agar lebih memantabkan hatimu..untuk hidupmu yang lebih
baik.. dan dalam doaku, asal kamu tau, masih terselip namamu...
Aku berdoa jika kita tidak berjodoh didunia, semoga kita berjodoh diakhirat..
Yaa walaupun mungkin akan ada perbedaan cara pandang tentang akhirat
menurutku dan menurutmu... tapi sekarang, menjadi sahabat terdekatmu,
bagiku itu sudah lebih dari cukup dan aku sangat bersyukur untuk hal
itu. Hanya itu yang ingin kusampaikan...
Dimanapun kamu berada, dan dengan siapapun kamu berada, kamu telah mengajarkanku apa itu cinta yang tulus.
Niken... Terimakasih
-CINTA BEDA RUMPUN
TAMAT
1 komentar:
Posting Komentar