CERMIN (Prolog):





Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera.

Haloo , selamat pagi, siang dan malam bagi pembaca Blog Saya.
kali ini saya WN, akan membagikan sebuah cerita yang berbeda dengan 100 Tahun Setelah Aku Mati.cerita ini adalah cerita dari seorang, ehh maksud saya cerita ini dari
dua orang tapi dari dua orang yang ....... Ahhh saya sendiri bingung kalau menjelaskannya secara singkat pada kalian, simak saja ya.

cerita ini lebih nyaman saya sebut sebagai fiksi. jadi jangan over kepo ya saudara-saudara. Dan jika mungkin ada yang "seakan" mengenal tokoh dalam cerita mohon tetap anggap cerita ini fiksi, oke??

cerita ini akan sedikit panjang. saya tidak tau seberapa panjang, dan seberapa lama saya bisa menulisnya. sebisa mungkin akan saya selesaikan sampai pada titik tertentu sesuai permintaan si penutur.mohon jangan terlalu memburu, jika ada kentang mohon maaf karena keterbatasan saya,

pertanyaan lebih lanjut via ig : @wn.naufal

semoga hikmah dan pembelajaran yang mungkin ada dalam cerita ini bisa diambil oleh pembaca semua.


ini adalah cerita mereka, yang mengaku bernama WISNU MURTI, dan cerita ini dimulai!!







Selasa, 24 Januari 2017

-CINTA BEDA RUMPUN-



Cerita Oleh : Iqb
Ditulis oleh :WN



“seperti aku yang diciptakan Tuhan, begitu juga kamu.
Seperti aku yang dipertemukan kepadamu oleh Tuhan, begitu juga kamu
Dan seperti kita yang saling diberi cinta oleh Tuhan, kita saling memiliki
Lalu apakah Tuhan akan mempersatukan kita?
Apa? Kamu bilang kita diciptakan oleh Tuhan yang berbeda?”

-Vin



-----
Sabtu malam, aku tidak ingat jam berapa saat itu. Yang jelas jalanan masih ramai, atau memang jalanan ini tidak pernah sepi?? City that never sleep predikat yangmungkin pas untuk Jakarta...
Aku sedang menunggu seseorang, tidak terburu waktu juga sih, karena tidak banyak kegiatanku, setelah ujian nasional dan pengumumannya aku kini resmi menjalani profesi baru. Yaitu pengangguran, paling tidak pengangguran paruh waktu, karena tiap malam aku menjadi petugas antar jemput orang yang sedang bekerja di sebuah swalayan di kelapa gading ini..
Kurogoh ponsel di saku dan kukirim pesan singkat kepadanya..
“kelar belom?”... send ......

Kutunggu sampai 10 menit sms itu tidak juga dibalasnya..
Aku mulai bosan, ditambah kulihat malam itu bintang tertutup mendung. “Semoga aja gak ujan.. “ batinku dalam hati..

Aku sedang asik memandang lalu lalang kendaraan, saat sebuah tepukan halus menyentuh pundaku..

“vin....udah lama nunggunya?” suara itu membuatku menoleh, dan benar saja...

Itu dia,Senyuman, dan mata teduhnya membuatku untuk beberapa detik menjadi terpaku sesaat....
“ehh.. emmm, belum kok..” jawabku sambil berusahamenguasai perasaan..

“ahhh boong, ini smsnya aja udah 15menitan, hihi.. maap lah ya, tadi supervisornya bawel” jawabnya dengan senyum yang tak lepas dari raut cantikya.

Namanya adalah niken, gadis yang belum begitu lama kukenal semenjak pindah ke sini, awal pertemuan kami terjadi singkat. Saat dikenalkan oleh sahabatku kepadanya. Tapi nampaknya perkenalanku dengan niken tidak akan berakhir singkat....

“vin, udah makan?” tanyanya saat kami sedang di jalan..

“udah” jawabku singkat

“makan apa coba??” tanya dia menyelidik

“makan angin

“dihh.. tanyain bener juga” katanya sambil mencubit perutku.

“yaudah mampir makan duluyuk, luaaaper aku vin” kata niken mulai merajuk..

“mau makan apa?” tanyaku sambil menoleh karena bisingnya lalulintas..

“apa aja dehh” serunya dari belakang

“kamu mah segala doyan

Dan sebuah cubitan yang lebih menyakitkan harus rela dirasakan perutku..

“sakit ken, ntar kalo lambungku diamputasi gimana?” kataku dengan sewot..

“biarinnn.. kapokkk salah siapa jadi orang kok rese” jawabnya dengan suara yang ngeselin namun mungkin inilah yang membuatku betah berlama-lama denganya..

Kami berhenti disebuah warung nasi goreng di pinggir jalan. Setelah memesan kami Cuma ngobrol berdua, sebenarnya aku lebih banyak mendengarkan obrolanya si niken, gadis periang ini mulai bercerita bagaimana harinya, mulai dari bangun kesiangan, digodain om-om yang Cuma tanya produk tapi gak jadi beli, pokoknya semuanya dia omongin, dari hal gak penting sampai hal paling gak penting, dan disitu aku Cuma bisa senyam-senyum aja, sudah cukup bersyukur rasanya, dapat melihat wajah ayunya, dan mendengar suara riangnya merupakan sebuah kesenangan,yaaa walaupun membuatku sesekali menggeleng karena keheranan dengan kelakuan gadis ini.
Malam semakin larut, dua porsi nasi goreng yang kami pesan sudah habis, tapi obrolan dan omelan dari niken nampaknya belum habis juga,nih anak kalo gak diajak pulang bisa-bisa nginep di warung..

“ken udah malem, pulang yuk” ajaku dengan memotong obrolanya yang aku sendiri tidak ingat karena saking banyaknya yang dia obrolkan..

Niken melirik jam tanganya dan malah balik melotot kearahku..

“Vin!! Ini udah malem lho, kok malah kelamaan disini sih.. ayo anterin pulanggggg” jawabnya dengan bersungut..

“ya Tuhan, tolong beri kesabaran” gumamku sambil mengurut dahi..
----
Aku sering mengantar jemput si niken, entah kenapa aku rela menempuh jarak yang cukup jauh. Karena tempat niken bekerja itu di kelapa gading, sedangkan rumahnya berada di bekasi. Jadi lumayanlah jarak yang harus dilalui. Tapi.. tidak tau juga kenapa, rasanya sangat menyenangkan.. seperti malam itu. Kota ini selalu panas, bahkan sangat panas.. tapi malam itu rasanya lain.. cuaca mendung, tapi tidak hujan, masih bisa kulihat bintang yang berkelip mengintip dari sela mega yang menggulung, angin berhembus membawa rasa dingin namun sangat nyaman, ditambah niken yang melingkarkan tanganya di perutku membuat angin ini berhawa lebih hangat... perjalanan menuju rumahnya menjadi tidak terasa dengan obrolan kami disepanjang jalan. Rumahnya sudah terlihat dari kejauhan sampai niken memintaku untuk menghentikan motor..

“vin, udah sampai sini aja” ucapnya lembut.
Aku mengangguk saja, memang niken hanya memeperbolehkanku mengantarnya sampai sini, paling mentok sampai depan rumahnya. Akupun paham karena hari sudah malam dan tidak enak juga jika mampir selarut ini... aku memutar baik motorku dan menoleh kearahnya sambil bicara pelan..”aku pulang dulu ya” yang disambut dengan anggukan dan kalimat halusnya “makasih vin, kamu hati-hati ya” ucapnya sambil melambaikan tangan.
Kupacu pelan kendaraanku, tapi pandanganku tetap kulirikkearah spion, agar bisa lebih lama melihat niken, sampai dia tidak terlihat lagi di persimpangan...

---
Cinta adalah anugrah, aku selalu percaya itu. Cinta adalah bentuk nyata dan terasa dari karunia yang diberikan-Nya kepada umatnya, siapapun itu. Aku yakin Walaupun sekali paling tidak manusia pasti akan merasakan yang namanya jatuh cinta. Cinta itu ibarat biji bunga dandelion, yang bisa terbang jauh, dan mendarat kemudian bersemi di tanah mana saja sesuai kehendak angin. Dan sama seperti biji dandelion, nampaknya bibit asmara itu mulai tumbuh, dan bersemi di hati dan nuraniku. Kini dia mulai mekar dengan nama niken ......
...
Aku terbangun saat adzan subuh mengajaku terjaga... sesungguhnya sholat itu lebih baik dari pada tidur. Aku hapal betul kalimat ajakan itu dan kusegerakan mengambil wudhu.. Karena aku juga harus pandai dalam mengatur waktu, termasuk dalam hal ibadah...
Seusai shalat aku hanya duduk diatas sejadah, sedikit merenung tentang hari yang akan kulalui. Pikiranku melayang kearah seseorang. Yaa betul tentunya itu adalah niken. Hari ini seperti biasa aku akan menjemputnya di tempat kerjanya, dan juga aku ingin memberi kabar baik bahwa setelah berbulan menanti akhirnya hari pengumuman itu datang.. saat aku diterima di sebuah Universitas Negeri di daerah depok..

Aku tersenyum sendiri kala itu, hariku terasa lebih menyenangkan semenjak 3 bulan hubunganku dengan niken, yaa walaupun kami hanya bisa bertemu tiap malam setelah dia selesai bekerja dan hanya bisa menikmati waktu sepanjang jalan menuju rumahnya tapi itu sudah cukup buatku, paling tidak untuk saat ini....
Aku ingat betul hari itu. Saat matahari sudah sangat condong kearah barat, aku sudah sampai didepan tempat niken bekerja, jika biasanya aku yang harus menunggu, kali ini niken sudah ada didepan swalayan, aku sudah bisa melihatnya.. cantik seperti biasa, anggun seperti yang selalu kulihat, binar mata itu yang selalu menemaniku selama beberapa bulan ini, dengan caranya sendiri dia seperti mengajaku berfikir tentang cara melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, kuingat lambaian tanganya saat itu, saat dia melihatku berbelok dari jalanan.. dia memakai pakaian kerjanya dan melempar senyum itu kepadaku, baju berwarna gelap itu terlihat kontras dengan kulit putihnya, tas kecil yang selalu dibawanya seakan menjadi aksesoris yang senada dengan penampilanya yang menurutku “sempurna”, lampu motorku menyorot kearahnya dan memantulkan seberkas kelip sinar yang berasal dari kalung rosario berwarna keperakan yang terjuntai di lehernya....
---
“ken.. aku ada kabar baik” kataku disela obrolan saat kami sedang diperjalanan..
“apa vin?” tanyanya sambil menggunjang pundaku yang tengah khusuk menyetang motor..

“aku diterima kuliah di U*” jawabku pendek, sambil sedikit memundurkan kepala. Agar niken bisa mendengar suaraku yang terhalang bisingnya lalulintas..

“waaahhhh... akhirnya, duhhh ikut seneng vin.. selamat yaaa” ucapnya sambil mendekatkan bibirnya ketelingaku yang tertutup helm..

“iya ken, aku juga seneng... tapi artinya kita ketemunya jadi terbatas waktu dong”kataku

“yaa gapapa kali vin, apa iya mau nganggur terus. Tujuanmu kan mau kuliah, gak Cuma ketemua sama aku doang. Sekarang udah selangkah nihh impianmu.. dan anggep aja pertemuan kita yang gak pernah bisa lama ini sebagai bonus” jawabnya dengan suara keras namun terdengar lembut ditelingaku..

“emmm iya deh ken, semoga kita selalu bisa ketemu” jawabku kepada niken, sekaligus sebuah doa kepada Tuhan. Agar wajah cantik itu bisa kulihat setiap sore dan malam..
Kami tengah asik ngobrol diatas motor yang kupacu perlahan, sengaja kulakukan itu agar lebih lama aku bisa bersama niken.. sampai suara panggilan itu mengalihkan perhatianku...

“ken...” panggilku memotong bicaranya yang nyrocos..

“iya vin, ada apa?” tanyanya
“udah adzan maghrib nih..aku mau sholat dulu di masjid kamu keberatan gak?” tanyaku kepadanya..

“ahh.. ya enggak dong vin, kan emang kewajibanmu.. yaudah berhenti dulu, lagipula ini masih sore kok” jawabnya dengan mengelus pundaku dengan lembut..
Singkatnya kami berhenti di sebuah mesjid yang terletak tidak jauh dari jalan utama, buru-buru kutepikan motorku agar tidak tertinggal sholat secara berjamaah...

“kamu gapapa nunggu disini dulu?” tanyaku kepada niken yang dia jawab dengan senyum dan anggukan.
“Aku nunggu di samping serambi ini gapapa kan vin?” tanyanya dengan polos..
Aku hanya tersenyum dan mengangguk sambil menjawab..

“gapapa ken,ini rumah Tuhanku, semua orang boleh singgah kesini” ucapku sambil beranjak untuk mengambil wudhu.

Aku sholat di barisan belakang karena jamaah yang sudah ramai memenuhi saaf, dan aku berdiri di barisan pinggir persis disamping kaca.
Kuikuti setiap gerakan dari imam, dan bacaan ayat Al-Quran yang dia lafalkan di shalat tiga rokaat ini.
Kukhusyukkan ibadahku, dan berusaha fokus kepada-Nya yang kusembah, dalam diam kuingat-Nya sang Maha segalanya...
Sholat maghrib diakhiri oleh sang imam dengan kalimat salam, di diikuti kami sebagai makmum. Gerakan kepala ke kanan dan kekiri menjadi penutup ibadahku petang itu, dan saat menoleh kearah kiri tak sengaja kulihat Niken yang tengah tersenyum dan memperhatikanku dari balik kaca jendela... kualihkan pandangan dan tetap berusaha fokus kepada Allah, dan meneruskan doa dan bacaan setelah sholat...
Hari itu doa yang kupanjatkan tidak hanya untuk diriku dan keluargaku, tapi juga untuk orang yang sedang menungguku diluar masjid, Niken.. seorang gadis yang kusayangi, namun harus kuhadapi dengan sebuah kenyataan pelik, dimana perbedaan iman menjadi tembok yang sukar kusikapi... kala itu aku berharap agar diberikan petunjuk, atas pertentangan batin yang sedang kualami....

--
Kupakai sepatuku di depan serambi masjid, sambil sesekali kuarahkan pandanganu kepada Niken yang sudah duduk diatas motorku...

“maaf ya lama nunggu” kataku kepadanya

“aahhh gak masalah kok, namanya ibadah gak boleh ditinggal” jawabnya dengan senyum khasnya....

--
Antara aku dan Niken, hemmm sulit juga kuterima hal ini, saat dia tiba-tiba datang ke kehidupanku.. dia membawa cinta yang tidak bisa kutolak, dengan apa adanya aku, dan baik adanya dia. Semuanya terasa sempurna saat hati kami saling bicara dan saling jujur, bahwa perasaan yang sama sudah hinggap dan mengakar dalam di masing-masing sanubari kami...
Kami lalui kisah kami dengan saling mengerti, berusaha menepikan perbedaan mencolok diantara kami.. awalnya semua lancar, awalnya semua indah saat konflik kecil bisa kami atasi dengan toleransi dan saling menghormati, tapi... ibarat bola salju yang dibiarkan menggelinding, semakin lama pertentangan itu semakin besar.. aku tidak bisa menafikan Tuhanku, begitu juga denganya yang memiliki keyakinan lain... semuanya semakin sulit setelah beberapa tahun kami menjalani hubungan kami... egoku yang masih muda menjadi dalang saat berusaha menepikan masalah itu, tapi karena masalah itu hanya ditepikan tidak akan membuatnya selesai, dan malah memperunyam masalah yang ada didepanya...

Apa yang harus kulakukan?? Pertanyaan itu terulang setiap hari didalam benaku..
Masalah tidak hanya terjadi di dalam hati kami, tapi juga masalah yang ada di kehidupan sehari-hari.. seperti kala itu, waktu niken mengenalkanku kepada keluarganya.. aku takutkeluarganya kurang sukakepadaku, karena iman kami yang berbeda...

“kita jalani dulu ken, jangan gampang nyerahhh” begitu yang sering kukatakan kepada niken.. niken hanya bisa mengangguk, tapi.... memang segala yang dimiliki manusia itu memiliki batas. Dan kesabaran kami mungkin sudah berada pada puncaknya di hari itu..

“vin..... kamu ngerti sendiri kan? Kayaknya kita Cuma bisa sampai sini” ucapnya lemah dengan kepala yang tertunduk...
Jika kalian menjadi aku, mungkin akan tau rasanya, rasa sakit itu.. perjuangan selama 3 tahun menjalin hubungan melewati tiap halangan dengan segenap hati harus kandas disini... yaa semuanya selesai saat kata itu diucapkan niken... tidak banyak yang bisa kuperbuat selain berkata “iya” ...
...
Kadang aku bertanya dalam hati, kenapa Tuhan melakukan hal ini? Kenapa harus menciptakan perbedaan yang tidak bisa disatukan??... kenapa dengan kuasanya yang Maha, tidak membuat manusia memiliki iman yang sama?... kubaca berkali-kali kitab suci agamaku, untuk mencari jawaban dari Tuhanku... tapi karena hati yang tertutup ego, dan amarah serta nafsu menutupi nurani semua terasa abu-abu, tidak jelas....
Aku tertundu lesu, semangatku padam sudah.. tiap hari aku terbiasa menjalani dengan semangat untuk menunggu petang, agar bisa bertemu dengan niken.. tapi.... sekarang.. harus kulalui semuanya sendiri.. tanpa dia si penyemangatku...
--
Hari berganti, tanggal berubah, dan bulan serta musim juga berpindah.. dalamnya laut bisa diselami, tapi isi hati seseorang siapa yang tau? Aku memang berpisah dengan niken, tapi komunikasi masih tetap kami lanjutkan.. mungkin itu salah kami berdua, yaa dengan komunikasi itu cinta yang sudah lama kami kekang akhirnya lepas tak terkendali... kami menjalin hubungan itu lagi, hubungan yang sudah terputus setahun yang lalu, rasa rindu ini seolah tidak terbendung dan membuat kami mengulanginya.. mengulangi masa indah itu...
Namun... sekali lagi kami salah, kami pikir jika kami menjalin hubungan itu lagi akan membuat kami bisa merasakan indahnya masa itu, padahal jika kami mengulanginya itu artinya juga harus mengalami masalah yang sama. Atau mungkin lebih besar....
Aku merenunginya lama... akankah terus seperti ini?, membuat niken dan diriku sendiri tersiksa? Karena cinta yang tidak semestinya?? Aku mengimani kepercayaanku, aku percaya kepada janji dari Tuhanku, tentang mana yang halal dan mana yang haram.. artinya juga aku harus percaya, kalau melepaskanya adalah hal terbaik. Terbaik untuku dan terbaik untuk niken.. jangan ditanya bagaimana rasanya, silahkan kalian nilai sendiri...

---
Semuanya terjadi begitu saja, dan begitu saja terjadi, jika diingat lagi di tahun 2010 adalah kali pertama aku mengenalnya, menjalani masa kasih 3 tahun, putus satu tahun,dan menjalin kasih lagi selama setahun... tapi semuanya harus berlalu dan menguap begitu saja. Demi kebaikan kami sendiri.... kini kami menjalani rutinittas kami masing-masing, meneruskan hidup dan masa depanku... aku kini banyak merenung, kubaca lagi kitabku dan kuraih pemahaman akan pertanyaanku yang lalu.. “kenapa tuhan tidak membuat semua manusia memiliki iman yang sama?” kini aku sudah puas dengan jawabanya.. Allah bisa saja membuat semua orang masuk islam, tapi Allah sengaja membuat keberagaman, agar kami saling mengenal dan yang terpenting agar kami bisa memilih mana yang menjadi keyakinan dan apa yang menjadi iman kami, aku memilih Islam. Islam yang rahmatan lilallamin.
Mungkin ada yang menganggap kami diciptakan dari Tuhan yang berbeda, tapi menurutku tidak.. aku dan niken diciptakan dari Tuhan yang sama, hanya saja keyakinanku kepada Tuhan berbeda dengan keyakinan Niken tentang Tuhannya..

Untukmu Niken, jangan kamu tanya lagi bagaimana perasaanku.. perpisahan kita tidak akan membuat perasaanku bergeming. Hatiku masih sama, persis seperti dulu, saat masih mengantarmu dari kelapa gading menuju bekasi...

Untukmu Niken, kutahu kamu sudah ada hati yang lain, aku ikut berbahagia.. berbahagia atas kebahagiaanmu, sekarang tinggal aku juga akan menyusul mencari kebahagiaanku sendiri. Kebahagiaan yang diridhoi...

Niken, aku masih menyayangimu, dan mungkin akan selalu begitu, walau hanya sebagai sahabat, tulisan ini dibuat bukan untuk memutar balik hatimu, tapi agar lebih memantabkan hatimu..untuk hidupmu yang lebih baik.. dan dalam doaku, asal kamu tau, masih terselip namamu...
Aku berdoa jika kita tidak berjodoh didunia, semoga kita berjodoh diakhirat..
Yaa walaupun mungkin akan ada perbedaan cara pandang tentang akhirat menurutku dan menurutmu... tapi sekarang, menjadi sahabat terdekatmu, bagiku itu sudah lebih dari cukup dan aku sangat bersyukur untuk hal itu. Hanya itu yang ingin kusampaikan...

Dimanapun kamu berada, dan dengan siapapun kamu berada, kamu telah mengajarkanku apa itu cinta yang tulus.
Niken... Terimakasih

-CINTA BEDA RUMPUN
TAMAT
Share:

1 komentar:

Fauzialaziez mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar