CERMIN (Prolog):





Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera.

Haloo , selamat pagi, siang dan malam bagi pembaca Blog Saya.
kali ini saya WN, akan membagikan sebuah cerita yang berbeda dengan 100 Tahun Setelah Aku Mati.cerita ini adalah cerita dari seorang, ehh maksud saya cerita ini dari
dua orang tapi dari dua orang yang ....... Ahhh saya sendiri bingung kalau menjelaskannya secara singkat pada kalian, simak saja ya.

cerita ini lebih nyaman saya sebut sebagai fiksi. jadi jangan over kepo ya saudara-saudara. Dan jika mungkin ada yang "seakan" mengenal tokoh dalam cerita mohon tetap anggap cerita ini fiksi, oke??

cerita ini akan sedikit panjang. saya tidak tau seberapa panjang, dan seberapa lama saya bisa menulisnya. sebisa mungkin akan saya selesaikan sampai pada titik tertentu sesuai permintaan si penutur.mohon jangan terlalu memburu, jika ada kentang mohon maaf karena keterbatasan saya,

pertanyaan lebih lanjut via ig : @wn.naufal

semoga hikmah dan pembelajaran yang mungkin ada dalam cerita ini bisa diambil oleh pembaca semua.


ini adalah cerita mereka, yang mengaku bernama WISNU MURTI, dan cerita ini dimulai!!







Selasa, 18 April 2017

Tips Menulis

Temanku, disini akan saya bagikan tips menulis versi saya sendiri. Berdasarkan pengalaman menulis #100tahunsetelahakumati.Edisi pertama.Tips menulis ini bisa teman-teman coba aplikasikan menulis cerita, cerpen, novel, buku, artikel, maupun blog. Berikut tips menulis versi saya :

1.Riset
Riset menjadi modal awal dalam menulis, tentunya setelah kita memiliki ide cerita. Bagaimana penokohan karakter dalam cerita, setting tempat, waktu, dan juga emosi. Dalam menulis 100tsam saya membutuhkan waktu untuk menulis selama satu tahun, tapi untuk risetnya itu lebih lama lagi. Dalam menulis saya sering memposisikan diri sebagai salah satu tokoh. Mengandaikan bahwa saya adalah si pelaku cerita. Tujuanya apa? Agar saya dapat menuliskan emosi dari setiap peristiwa dalam cerita. 
Saya memposisikan diri bagaimana indahnya ketika jatuh cinta, bagaimana takutnya saat melihat hantu. Bagaimana sedihnya saat ditinggal mati, bagaimana marahnya saat dihina. Dan emosi-emosi lain yang ada dalam cerita.Hal itu memudahkan pembaca untuk ikut hanyut dalam setiap perasaan yang kita tulis.
Semua itu saya dapat dari riset, dan selain dari si orang pertama dalam cerita, informasi mengenai hal-hal apa saja yang harus saya tulis juga saya dapat dari berbagai sumber.Kuncinya adalah riset, dalam menulis riset adalah hal mutlak, untuk menentukan dasar cerita, dan informasi penting yang harus ada dalam cerita.

Bersambung ...
Share:

1 komentar:

belajar nulis mengatakan...

Sering-sering Buat ginian Kakak :D

Manfaat banget

Posting Komentar